Karyawan Google Mengambil Sikap: Tidak Ada Lagi Dukungan untuk Israel

Kamu tahu kan konflik kemanusiaan di Palestina yang terus berlanjut sampai hari ini? Unjuk rasa dari seluruh dunia terus berkumandang untuk menghentikan serangan Israel ke Palestina. Baru-baru ini, ratusan karyawan Google atau yang biasa disebut Googlers juga melakukan hal serupa terhadap perusahaan mereka. Lebih dari 600 Googlers menandatangani surat yang ditujukan kepada chief marketing officer Google untuk membatalkan sponsor perusahaan mereka di konferensi Mind the Tech, sebuah konferensi tahunan yang mempromosikan industri teknologi Israel di New York.

Ratusan Karyawan Google Demo, Minta Google Berhenti Mendukung Israel

Ratusan karyawan Google menandatangani surat yang ditujukan kepada chief marketing officer Google untuk membatalkan sponsor Google atas konferensi Mind the Tech, konferensi tahunan yang mempromosikan industri teknologi Israel di New York.

Karyawan Menentang Dukungan Perusahaan bagi Israel

Para penanda tangan mengatakan bahwa dukungan Google bagi Israel berarti mendukung pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina. Mereka mengkritik penggunaan teknologi dan investasi Google untuk mendukung industri pertahanan dan keamanan Israel. Google dituduh telah menyediakan dana, teknologi, dan sumber daya untuk mendukung praktik diskriminatif Israel terhadap warga Palestina.

Tuntutan untuk Penarikan Dukungan

Para karyawan menuntut Google untuk menarik semua investasi dan kerja samanya dengan perusahaan Israel. Mereka juga mendesak Google untuk menolak permintaan data pengguna dari pemerintah Israel. Tindakan karyawan ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian protes internal terhadap kontrak dan kerja sama Google dengan militer Israel.

Dukungan Atas Hak Asasi Manusia

Sejumlah karyawan Google telah lama menentang keterlibatan perusahaan dengan Israel, dengan alasan bahwa hal itu bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan seperti “Jangan Jahat”. Mereka berpendapat bahwa Google seharusnya tidak mendukung negara yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia seperti yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina. Dengan demikian, para karyawan tersebut berharap Google akan mendengarkan suara mereka dan berhenti mendukung Israel.

Surat Terbuka Ke Pimpinan Google Untuk Batalkan Sponsor Mind the Tech

Sebagai karyawan Google, kami merasa sangat terganggu dengan keputusan perusahaan untuk mendukung konferensi Mind the Tech di New York yang mempromosikan industri teknologi Israel. Kami percaya bahwa keputusan ini bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan kita.

Sebagai perusahaan teknologi terkemuka di dunia, kita harus memperhatikan dampak dari keputusan kita. Dengan mendukung konferensi ini, Google secara tidak langsung mendukung kebijakan apartheid Israel terhadap warga Palestina. Kebijakan ini telah ditolak oleh komunitas internasional dan dianggap melanggar hak asasi manusia.

Kami mendesak pimpinan Google untuk membatalkan dukungan perusahaan terhadap acara ini. Keputusan seperti ini akan menunjukkan komitmen Google terhadap keadilan dan hak asasi manusia di seluruh dunia. Ini juga akan sejalan dengan prinsip “Don’t be evil” yang selalu kita junjung tinggi.

Sebagai salah satu perusahaan paling berpengaruh di dunia saat ini, keputusan Google bisa memberikan dampak yang besar. Mari kita gunakan pengaruh ini untuk mendorong perdamaian dan keadilan di kawasan yang sangat membutuhkan. Hentikan dukungan terhadap apartheid dan pelanggaran hak asasi manusia di mana pun itu terjadi. Inilah saatnya kita berdiri di sisi yang benar sejarah.

Alasan Kuat Mengapa Google Perlu Berhenti Dukung Israel

Menurut Googlers, terus mendukung Israel secara finansial dan politis artinya Google secara tidak langsung mendukung kebijakan Israel yang melanggar hak asasi manusia. Israel telah lama dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Palestina, termasuk penggusuran paksa, penahanan administratif tanpa persidangan, pembatasan pergerakan, dan serangan militer yang menargetkan warga sipil.

Google harus berpihak pada keadilan

Dengan menarik dukungan untuk acara Mind the Tech, Google dapat mengirim pesan kuat bahwa mereka tidak akan membiarkan platform mereka digunakan untuk mempromosikan negara yang terus melanggar hak asasi manusia. Sebagai perusahaan teknologi terkemuka di dunia, Google memiliki tanggung jawab moral untuk tidak membantu pemerintah yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Ini adalah masalah kemanusiaan, bukan politik

Meskipun dukungan Google untuk Israel sering dilihat sebagai masalah politik, pada dasarnya ini adalah masalah kemanusiaan. Rakyat Palestina telah mengalami penderitaan yang luar biasa selama puluhan tahun pilot77 di bawah pendudukan Israel. Dengan menghentikan kerja samanya dengan Israel, Google bisa mengirim pesan bahwa perusahaan teknologi tidak akan diam saja melihat penderitaan umat manusia.

Ini sejalan dengan nilai-nilai Google

Nilai inti Google adalah “Jangan Jahat”. Dengan terus mendukung Israel, Google bertentangan dengan nilai-nilai sendiri. Google berulang kali menyatakan komitmen mereka terhadap keadilan sosial, kesetaraan, dan kemanusiaan. Saatnya Google membuktikan kata-kata mereka dengan tindakan nyata. Menarik dukungan untuk acara Mind the Tech adalah langkah pertama yang baik.

Dampak Konflik Israel-Palestina Bagi Perusahaan Teknologi

Israels dan Palestina sudah berkonflik selama bertahun-tahun. Konflik yang berlarut-larut ini telah berpengaruh pada perusahaan teknologi di seluruh dunia. Perusahaan raksasa seperti Google pun kini terlibat dalam konflik ini.

Google Dipaksa Memilih Sisi

Ratusan karyawan Google baru-baru ini menandatangani surat yang ditujukan kepada kepala pemasaran Google untuk membatalkan sponsor Google atas konferensi Mind the Tech, konferensi tahunan yang mempromosikan industri teknologi Israel di New York.

Mereka menyatakan bahwa Google harus berhenti mendukung Israel karena tindakan Israel yang melakukan penyerangan berlebihan terhadap warga Palestina. Hal ini tentu saja memicu kontroversi di kalangan karyawan Google sendiri. Di satu sisi, ada yang mendukung tindakan Israel dalam mempertahankan diri. Di sisi lain, ada pula yang menganggap Israel telah melakukan kejahatan perang dan pelanggaran HAM.

Situasi yang rumit ini memaksa Google untuk memilih satu sisi. Jika Google memilih untuk mendukung Israel, ini akan menimbulkan kemarahan dari Palestina dan pendukungnya. Tetapi jika Google memilih Palestina, ini akan menimbulkan kemarahan dari Israel dan pendukungnya. Keputusan apapun yang diambil Google tentu akan berpengaruh pada citranya di mata dunia internasional.

Konflik yang panjang ini tampaknya akan terus berlanjut dan berdampak pada banyak perusahaan teknologi di masa depan. Perusahaan-perusahaan ini harus memikirkan secara hati-hati langkah yang akan diambil agar tidak memihak dan tidak memperkeruh suasana. Mereka harus bersikap adil dan objektif demi kepentingan perdamaian dunia.

Pertanyaan Dan Jawaban Seputar Demo Karyawan Google (Hundreds of Googlers Demo)

Mengapa para karyawan Google melakukan protes ini?

Para karyawan Google melakukan protes karena mereka tidak setuju dengan kebijakan Google untuk mendukung industri teknologi Israel. Mereka merasa bahwa dukungan tersebut sama saja dengan mendukung kebijakan Israel terhadap Palestina, termasuk pendudukan dan penyerangan terhadap warga Palestina. Dengan demikian, protes ini dilakukan untuk mendesak Google agar menghentikan dukungannya terhadap Israel.

Apa tuntutan para karyawan Google dalam surat protes mereka?

Dalam surat protes yang ditandatangani oleh lebih dari 600 karyawan Google, mereka menuntut agar Google membatalkan sponsor Mind the Tech, sebuah konferensi tahunan yang mempromosikan industri teknologi Israel di New York. Mereka juga meminta Google untuk tidak lagi bekerja sama dengan perusahaan teknologi Israel dan organisasi yang mendukung kebijakan Israel terhadap Palestina.

Bagaimana tanggapan Google terhadap protes ini?

Google belum memberikan tanggapan resmi terhadap protes yang dilakukan para karyawannya. Namun, sejumlah sumber mengatakan bahwa Google kemungkinan tidak akan membatalkan sponsor Mind the Tech karena hal itu dapat dianggap sebagai campur tangan dalam urusan politik. Google juga tidak mungkin memutuskan kerja sama dengan perusahaan teknologi Israel karena dapat berdampak pada bisnis Google di wilayah tersebut. Meskipun demikian, Google mungkin akan mempertimbangkan tuntutan para karyawannya agar tidak disalahpahami sebagai perusahaan yang mendukung kebijakan Israel terhadap Palestina.

Conclusion

Jadi begitulah, kawan. Kita semua punya peran untuk memperjuangkan keadilan di mana pun kita berada. Sekecil apa pun usaha kita, setiap tindakan bisa membuat perubahan. Misalnya, kamu bisa menulis surat ke perusahaan-perusahaan besar yang mendukung ketidakadilan. Atau berdonasi ke organisasi HAM. Atau sekadar menyebarkan kesadaran di media sosial. Ingatlah bahwa kita semua punya kekuatan untuk melakukan kebaikan. Jadi mulailah dari diri sendiri, dan jadilah bagian dari solusi. Perubahan

Penyair Google Semakin Kreatif: Membuat Gambar AI Dari Perintah Teks

Kamu pasti sudah tahu bahwa menciptakan gambar hanya dengan perintah teks atau text-to-image sekarang sudah tersedia di chatbot Bard milik Google. Seperti yang dibagikan oleh kepala Bard Jack Krawczyk dalam sebuah posting blog, Bard memungkinkan pengguna untuk membuat gambar dengan perintah teks secara gratis. Sama seperti Bing Image Creator, kamu dapat meminta Bard untuk membuat sebuah foto dengan cara yang sama, yaitu dengan menuliskan deskripsi di chatbot Bard. Kemudian, platform tersebut akan mengubah teks menjadi gambar yang sesuai. “Ketika seseorang memberi prompt seperti ‘Buat gambar balon udara terbang di atas gunung’, Bard akan menghasilkan visual yang dideskripsikan untuk membantu mewujudkan idemu,” kata Jack seperti dikutip Cnet, Selasa (06/2).

Google Bard Kini Bisa Buat Gambar AI Dari Teks

Baru-baru ini, Google merilis fitur AI chatbot bernama Bard yang dapat menciptakan gambar berdasarkan prompt teks pengguna. Seperti Bing Image Creator, Anda dapat meminta Bard untuk membuat foto dengan cara menulis deskripsi di chatbot Bard. Kemudian, platform tersebut akan mengkonversi teks menjadi gambar yang sesuai.

“Ketika seseorang memberikan prompt seperti ‘Buat gambar balon udara terbang di atas gunung’, Bard akan menghasilkan apa yang digambarkan sebagai visualisasi untuk membantu mewujudkan ide Anda,” kata Jack Krawczyk, kepala Bard, seperti dikutip Cnet, Selasa (06/2).

Fitur baru Bard ini gratis dan terbuka untuk umum. Cukup masuk ke situs web Bard dan mulai mengetik prompt teks apa pun yang Anda inginkan, misalnya “Buat gambar anjing berbulu coklat dengan latar belakang taman bermain” atau “Buat gambar pesawat luar angkasa mendarat di bulan”. Bard akan segera menghasilkan gambar buatan AI sesuai permintaan Anda.

Dengan adanya Bard, Anda tidak perlu repot-repot mencari dan mengunduh gambar dari mesin pencari. Cukup beri tahu Bard apa yang Anda inginkan dan biarkan AI melakukan sisanya. Fitur menakjubkan ini dapat menghemat banyak waktu dan membuat kreativitas lebih mudah dicapai. Bermain-mainlah dengan Bard dan lihat apa yang bisa dilakukan chatbot pintar Google ini!

Cara Membuat Gambar AI Di Google Bard

Untuk membuat gambar buatan AI di Google Bard, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Buka chatbot Bard di situs bard.ai atau di Google Assistant dan ketik ‘Halo’ untuk memulai percakapan.
  2. Ketik prompt teks yang menjelaskan gambar yang Anda inginkan. Misalnya, ‘Buat gambar balon udara terbang di atas gunung’.
  3. Tekan tombol ‘Kirim’ atau ‘Enter’ untuk mengirim prompt teks Anda ke Bard.
  4. Bard akan memproses teks yang Anda masukkan dan menghasilkan gambar AI yang sesuai. Ini mungkin memakan waktu beberapa detik sampai satu menit bergantung pada kerumitan gambar.
  5. Jika hasil gambar tidak sesuai dengan yang Anda inginkan, Anda dapat mengirim prompt teks yang lebih spesifik atau mengedit teks prompt awal Anda. Ulangi langkah 3 dan 4.
  6. Setelah menerima hasil gambar yang diinginkan, Anda dapat menyimpan gambar tersebut ke perangkat Anda jika menggunakan Google Assistant atau mengklik ‘Unduh’ jika menggunakan situs web bard.ai.

Dengan Bard, Anda dapat menciptakan gambar AI kreatif hanya dengan prompt teks. Cobalah berbagai macam prompt untuk melihat kemampuan Bard dalam menghasilkan gambar yang beragam dan artistik. Semoga berhasil dan selamat berkreasi!

Contoh Perintah Teks Untuk Membuat Gambar Di Bard

Bard memungkinkan Anda membuat gambar hanya dengan memberikan perintah teks. Mari kita lihat beberapa contoh perintah teks yang dapat Anda gunakan untuk membuat gambar di Bard.

  • Buatlah gambar seekor kucing berbulu abu-abu yang tertidur di atas sofa merah.
  • Gambarkan seorang gadis kecil berambut pirang yang sedang bermain di taman dengan boneka beruang coklatnya.
  • Buat ilustrasi sebuah rumah bergaya Victorian dengan halaman depan yang dipenuhi bunga mawar merah dan biru.
  • Visualisasikan sebuah pesawat ulang alik NASA meluncur ke angkasa di malam hari.

Seperti yang Anda lihat, perintah teks cukup sederhana dan mudah dimengerti. Anda hanya perlu menjelaskan gambar apa yang Anda inginkan secara detail, dan Bard akan menghasilkan visualisasi kreatif berdasarkan instruksi teks tersebut.

Bard dapat memahami berbagai jenis objek, latar belakang, dan gaya visual yang berbeda. Semakin detail deskripsi yang Anda berikan, semakin baik Bard dapat membuat gambar sesuai dengan apa yang Anda minta. Jadi jangan ragu untuk menjelaskan gambar yang ada di benak Anda secara menyeluruh.

Dengan Bard, menciptakan gambar hanya dengan perintah teks menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Cobalah berkreasi dan buat ilustrasi impian Anda hanya dengan kata-kata! Bard pasti akan berusaha membuatnya menjadi kenyataan.

Apa Kelebihan Dan Kekurangan Google Bard?

Google Bard allows you to create images with just text commands for free. This is certainly an advantage over other AI tools that charge high monthly fees. However, there are some downsides to consider before using Bard:

Pros:

  • Gratis. You can use Bard for free without having to pay monthly subscription fees like some other AI image generators.
  • Mudah digunakan. Bard sangat sederhana dan mudah digunakan. Anda cukup mengetikkan prompt teks dan Bard akan menghasilkan gambar.
  • Kreatif. Bard dapat membantu mewujudkan ide-ide kreatif Anda menjadi gambar. Ini bagus untuk brainstorming dan mendapatkan inspirasi visual.

Cons:

  • Hasil gambar tidak selalu sempurna. Sebagai AI, Bard masih belajar dan hasil gambarnya tidak selalu sesuai dengan deskripsi teks yang Anda berikan. Gambar yang dihasilkan mungkin kurang detail atau tidak akurat.
  • Privasi dan keamanan. Seperti layanan AI lainnya, ada kekhawatiran tentang privasi data pengguna dan keamanan. Google menyatakan tidak akan menyimpan data pribadi pengguna tanpa persetujuan, tetapi risiko pelanggaran data selalu ada.
  • Ketergantungan pada koneksi internet. Bard adalah layanan AI berbasis cloud, jadi Anda memerlukan koneksi internet yang stabil untuk menggunakannya. Tanpa koneksi internet, Anda tidak dapat mengakses atau menggunakan Bard.

Secara keseluruhan, Bard adalah alat AI canggih yang dapat membantu kreativitas visual Anda, asalkan Anda menyadari keterbatasannya. Seperti layanan AI mana pun, gunakan dengan bijak dan waspada terhadap risiko privasi dan keamanan.

Pertanyaan Yang Sering Diajukan Tentang Google Bard Bisa Buat Gambar AI Dari Teks

Banyak orang yang penasaran jordan188 dengan fitur terbaru Google Bard yang bisa menciptakan gambar AI dari perintah teks. Berikut adalah beberapa pertanyaan umum seputar fitur ini:

Bagaimana cara menggunakan Google Bard untuk menciptakan gambar AI dari teks?

Untuk menggunakan fitur ini, Anda hanya perlu menuliskan deskripsi gambar yang Anda inginkan pada robot obrolan Google Bard. Misalnya, tuliskan “Buat gambar balon udara panas yang terbang di atas gunung”. Kemudian, platform akan mengonversi teks tersebut menjadi gambar yang sesuai.

Apakah saya perlu membayar untuk menggunakan fitur ini?

Tidak, fitur penciptaan gambar AI dari teks pada Google Bard gratis untuk digunakan.

Apakah gambar yang dihasilkan HD dan berkualitas tinggi?

Gambar yang dihasilkan Google Bard berupa ilustrasi sederhana. Meskipun gambarnya tidak super HD, gambar-gambar tersebut cukup bagus dan dapat memvisualisasikan deskripsi yang Anda berikan.

Jenis gambar apa saja yang bisa saya buat dengan Google Bard?

Anda dapat meminta Google Bard untuk membuat berbagai jenis gambar, seperti pemandangan alam, binatang, bangunan, kendaraan, peta, diagram, logo, dan masih banyak lagi. Google Bard akan berusaha untuk menciptakan gambar sesuai dengan deskripsi yang Anda berikan.

Apakah Google Bard bisa menciptakan foto realistis?

Tidak, Google Bard tidak dapat menciptakan foto realistis. AI hanya mampu menciptakan ilustrasi sederhana berdasarkan deskripsi tekstual yang diberikan. Gambar yang dihasilkan masih terlihat seperti gambar komputer.

Conclusion

Jadi, dengan Bard kamu bisa membuat gambar apa pun yang kamu mau hanya dengan mengetikkan deskripsinya. Fitur ini sangat keren dan bisa membantu mewujudkan ide kreatifmu tanpa perlu repot menggambar sendiri. Cobalah berimajinasi dan berkreasi membuat gambar unik dengan chatbot Bard. Siapa tahu hasilnya bisa jadi karya seni digital yang artistik!

Menurut Google, 43% Gen Z di Indonesia Menggunakan AI di Smartphone

Kau tahu apa itu AI, atau kecerdasan buatan? Jika kamu termasuk generasi Z di Indonesia, kemungkinan besar kamu sudah menggunakan AI di ponsel pintar kamu sehari-hari. Menurut survei terbaru dari Google Indonesia, 43% remaja Indonesia usia 11-26 tahun atau yang dikenal sebagai generasi Z, sudah menggunakan AI di ponsel pintar mereka. Google melakukan survei terhadap 1.508 responden di Indonesia mengenai kesadaran mereka akan teknologi AI. Hasilnya, 41% responden sudah mengetahui AI, sementara 11% tidak hanya mengetahui tapi juga sudah mencoba menggunakannya. Kesadaran akan AI di perangkat mobile juga tinggi yaitu 38%, sementara 14% sudah menggunakan AI di ponsel pintar mereka.

Survei Google Mengenai Kesadaran AI Di Indonesia

Google melakukan survei terhadap 1.508 orang Indonesia mengenai kesadaran mereka tentang teknologi kecerdasan buatan (AI). Dari survei tersebut, 41% sudah mengetahui AI, sementara 11% tidak hanya mengetahui tapi juga mencobanya.

Kesadaran mereka terhadap AI di perangkat seluler juga tinggi, mencapai 38%, sementara 14% menggunakan AI di ponsel pintar.

Google juga melakukan survei terhadap 474 koresponden Gen Z, yang berusia sekitar 11 hingga 26 tahun, mengenai AI dan AI di ponsel.

Hasil Survei Google

Hasil survei menunjukkan bahwa 43% Gen Z di Indonesia menggunakan AI di ponsel pintar mereka. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna AI di ponsel pintar pada kelompok usia lain di Indonesia.

Hal ini menunjukkan bahwa generasi muda sangat bersemangat dalam mencoba dan mengadopsi teknologi baru, seperti AI. Mereka tumbuh besar dalam era digital, sehingga lebih terbiasa dan nyaman berinteraksi dengan teknologi.

AI di ponsel pintar, seperti asisten virtual seperti Siri atau Google Assistant, adalah contoh AI yang paling dikenal masyarakat. Asisten virtual ini membantu melakukan berbagai hal mulai dari mencari informasi, mengecek jadwal, cuaca, lalu lintas, hingga mengontrol perangkat rumah pintar.

Dengan tingginya minat Gen Z terhadap AI di ponsel pintar, masa depan teknologi ini di Indonesia terlihat cerah. Perusahaan teknologi berlomba-lomba menghadirkan inovasi AI terbaru di ponsel pintar untuk memenuhi minat pasar yang tinggi ini.

43% Generasi Z Di Indonesia Sudah Menyadari AI Di Smartphone

Jika kamu termasuk 43% Generasi Z di Indonesia yang menggunakan AI di smartphone, kamu pasti sudah familiar dengan fitur-fitur pintar seperti asisten suara, pengenalan wajah, filter selfie, dan rekomendasi konten. Teknologi ini semakin akrab dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut survei Google, 41% responden Indonesia sudah mengenal AI, sementara 11% bahkan sudah mencoba menggunakannya. Kesadaran akan AI di perangkat seluler juga tinggi, mencapai 38%, sementara 14% menggunakan AI di ponsel pintar.

Survei Google juga mencakup 474 responden Gen Z antara usia 11 hingga 26 tahun mengenai AI dan AI di perangkat seluler. Hasilnya, 43% Gen Z di Indonesia sudah menyadari keberadaan AI di smartphone. Mereka tumbuh besar dengan teknologi, jadi wajar jika AI seperti asisten digital dan filter selfie sudah akrab bagi mereka.

Dengan populasi muda yang besar dan adopsi teknologi yang cepat, pasar AI di Indonesia sangat menjanjikan. Perusahaan teknologi bersaing membuat inovasi AI yang sesuai dengan kebutuhan pengguna lokal. Hal ini berarti, AI akan semakin melekat dalam keseharian kita, membantu menghemat waktu, menyederhanakan tugas, dan menyediakan hiburan.

Memanfaatkan momentum ini, kamu bisa ikut mempelajari AI dan mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan. Siapa tahu, suatu hari nanti kamu bisa berkontribusi pada inovasi AI berikutnya di Indonesia!

Lebih Dari 1.500 Responden Disurvei Google Indonesia

Survei Google Indonesia melibatkan lebih dari 1.500 responden untuk mengetahui tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan teknologi kecerdasan buatan atau AI. Hasilnya menunjukkan bahwa 41% responden sudah mengetahui AI, sementara 11% bahkan sudah mencoba menggunakannya.

Kesadaran Tinggi terhadap AI di Perangkat Mobile

Kesadaran pakong188 masyarakat terhadap pemanfaatan AI di perangkat mobile juga cukup tinggi, yakni mencapai 38%. Bahkan 14% responden mengaku sudah menggunakan AI di ponsel pintar atau smartphone mereka.

Google juga melakukan survei terhadap 474 responden dari Generasi Z, yakni usia 11 hingga 26 tahun, untuk mengetahui tingkat penggunaan AI dan AI di perangkat mobile. Hasilnya, 43% generasi Z di Indonesia menggunakan AI di smartphone mereka.

Angka ini cukup tinggi dan menunjukkan bahwa AI akan semakin akrab dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda. Dengan semakin banyaknya aplikasi dan layanan berbasis AI, tingkat adopsi AI di tanah air diprediksi akan terus meningkat di masa mendatang.

AI diyakini dapat membantu mempermudah kehidupan manusia dan memberikan solusi atas berbagai persoalan. Namun, penggunaannya perlu dilakukan secara bijak dan bertanggung jawab. Kesadaran masyarakat akan manfaat dan risiko penggunaan AI perlu terus ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dan berkelanjutan.

Kesadaran Tinggi Generasi Z Terhadap AI

Generasi Z Indonesia memiliki kesadaran yang tinggi tentang AI. Menurut survei Google, 43% dari Generasi Z di Indonesia menggunakan AI di ponsel pintar mereka. Hal ini tidak mengherankan mengingat Generasi Z tumbuh besar dengan teknologi dan media sosial. Mereka akrab dengan asisten virtual seperti Siri dan Alexa, dan sering menggunakan filter Snapchat atau efek AR di Instagram dan TikTok.

Kesadaran Tinggi tentang AI

Survei Google menemukan bahwa 41% dari 1.508 responden sudah menyadari keberadaan AI, sementara 11% tidak hanya menyadarinya tapi juga pernah mencobanya. Kesadaran mereka tentang AI di perangkat seluler juga tinggi, yaitu 38%, sementara 14% menggunakan AI di ponsel pintar.

Survei terhadap 474 responden Gen Z, berusia 11 hingga 26 tahun, menunjukkan hasil yang serupa. Hampir setengahnya, 43%, menggunakan AI di ponsel mereka, terutama untuk:

  • Menerjemahkan teks atau ucapan dalam waktu nyata
  • Mengambil dan mengedit foto (filter, efek)
  • Mendapatkan rekomendasi produk atau konten

AI semakin diterima dan digunakan oleh Generasi Z karena kemudahan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. AI membantu mereka berkomunikasi, belajar, berbelanja, dan bersenang-senang dengan lebih efisien. Teknologi ini akan terus berkembang pesat, jadi kedepannya kita dapat mengharapkan Generasi Z sebagai pengguna dan pengadopsi AI yang antusias.

Google: 11% Generasi Z Telah Menggunakan AI Di Smartphone

Menurut survei Google, 43% Generasi Z di Indonesia menggunakan AI di ponsel pintar mereka. Dari 1.508 responden survei Google, 41% sudah mengetahui AI, sementara 11% tidak hanya mengetahui tapi juga mencobanya.

Kesadaran mereka terhadap AI di perangkat seluler juga tinggi, yaitu 38%, sementara 14% menggunakan AI di ponsel pintar.

Google juga mengatakan telah melakukan survei terhadap 474 responden Generasi Z, yang berusia sekitar 11 hingga 26 tahun, mengenai AI dan AI di ponsel.

11% Generasi Z Telah Menggunakan AI di Ponsel Pintar

Survei menemukan bahwa 11% Generasi Z di Indonesia telah mencoba menggunakan AI di ponsel pintar mereka. Ini menunjukkan bahwa AI semakin diterima dan digunakan oleh generasi muda.

AI di ponsel pintar dapat membantu mereka dalam berbagai hal, seperti:

  • Menerjemahkan kata atau kalimat dari satu bahasa ke bahasa lain.
  • Mengidentifikasi objek, tempat atau orang dalam foto.
  • Mendeteksi emosi atau suasana hati pengguna melalui kamera atau mikrofon ponsel.
  • Memberikan rekomendasi produk atau layanan yang disesuaikan dengan minat pengguna.
  • Membantu pengguna dalam berbagai tugas sehari-hari menggunakan asisten virtual.

Tidak mengherankan bahwa Generasi Z yang dibesarkan dengan teknologi canggih ini cepat menerima dan memanfaatkan AI. Mereka tumbuh dengan ponsel cerdas, media sosial dan platform digital yang memanfaatkan AI. Oleh karena itu, AI adalah sesuatu yang sudah akrab bagi mereka. Dengan makin banyaknya aplikasi dan layanan AI di ponsel pintar, penggunaan AI di kalangan Generasi Z diperkirakan akan semakin meningkat di masa depan.

Conclusion

Jadi, kesimpulannya, kesadaran AI di kalangan Generasi Z di Indonesia sangat tinggi. Hampir setengah dari mereka, 43%, bahkan sudah memakai AI di ponsel pintar mereka, entah itu asisten virtual, filter selfie, atau fitur lain yang didukung AI. Tren ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya aplikasi dan layanan berbasis AI yang tersedia bagi pengguna di Indonesia. AI sudah menjadi bagian dari keseharian kita, terutama bagi Generasi Z. Mereka tumbuh besar dengan teknologi, jadi tidak heran AI begitu akrab bagi mereka.

PHK Besar-Besaran, Google Dan Amazon Bakal Pecat Ratusan Karyawan

Siapapun pasti tidak menyukai berita tentang PHK. Kita semua tentu berharap bisa bekerja di tempat yang stabil dan aman, tanpa khawatir kehilangan pekerjaan kapan saja. Sayangnya, hal tersebut terkadang tidak bisa dihindari, terutama di sektor teknologi yang sangat dinamis. Menjelang akhir tahun 2023, raksasa teknologi seperti Google, Snap, dan Amazon dikabarkan akan melakukan PHK besar-besaran yang berdampak pada ratusan karyawan.

PHK Kembali Marak Di Perusahaan Raksasa Teknologi Menjelang Akhir 2023

PHK Kembali Marak Di Perusahaan Raksasa Teknologi Menjelang Akhir 2023

Raksasa teknologi seperti Google, Amazon, dan Snap kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam skala besar menjelang akhir tahun 2023. Google misalnya, melakukan pemangkasan staf di tim Pengguna dan Produk yang menangani keluhan pelanggan. Di Amazon, staf divisi musik yang terkena dampak PHK kali ini. Sedangkan Snap memberhentikan staf di tim manajemen produk.

PHK kali ini berdampak pada posisi manajemen produk, layanan konsumen, dan teknik di seluruh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya operasional di tengah perlambatan ekonomi global. Tindakan ini tentu saja berdampak buruk bagi para karyawan yang di-PHK.

  • Cari lowongan kerja baru secepatnya. Perusahaan teknologi lain seperti Microsoft, Samsung atau Apple mungkin sedang membuka lowongan.
  • Tingkatkan keahlian dan keterampilan. Ikuti kursus atau pelatihan online untuk memperluas kesempatan mendapatkan pekerjaan baru.
  • Jaringan dan perluas koneksi. Hubungi teman, kolega atau mentormu. Siapa tahu mereka tahu lowongan kerja yang cocok untukmu.
  • Jangan putus asa. Tetap optimis, fokus pada hal positif dan yakin akan segera menemukan pekerjaan baru.

Dengan langkah-langkah di atas, para karyawan yang terkena PHK diharapkan bisa segera bangkit dan mendapatkan pekerjaan baru. Semoga langkah PHK yang diambil perusahaan teknologi raksasa ini bisa dimaklumi dan tidak berdampak buruk pada perekonomian secara umum.

Google Dan Amazon PHK Ratusan Karyawan Di Berbagai Divisi

Google dan Amazon akan melakukan PHK ratusan karyawan di JORDAN188 berbagai divisi menjelang akhir tahun 2023. Menurut laporan Indian Express, pemutusan hubungan kerja (PHK) kali ini menyasar posisi manajemen produk, layanan konsumen, dan teknik di kedua perusahaan raksasa teknologi tersebut.

Tim Pengguna dan Produk Google

Di Google, departemen Pengguna dan Produk yang menangani keluhan pelanggan dilaporkan terkena dampak PHK. Tim ini bertugas menanggapi pertanyaan dan masukan dari pengguna Google seputar produk seperti Google Search, Google Maps, hingga Google Drive. Dengan berkurangnya jumlah staf di tim ini, pelayanan purna jual Google kepada pengguna bisa terganggu.

Staf Musik Amazon

Sementara itu, di Amazon pemutusan hubungan kerja menyasar staf divisi musik. Amazon Music sudah lama bersaing dengan Spotify dan Apple Music dalam industri streaming musik. PHK karyawan di divisi ini bisa melemahkan upaya Amazon dalam persaingan streaming musik.

Snap PHK Staf Manajemen Produk

Perusahaan media sosial Snap juga melakukan PHK terhadap staf manajemen produknya. Snapchat, produk utama Snap, tengah berusaha meningkatkan popularitas di kalangan remaja dan dewasa muda. Pemangkasan staf di manajemen produk Snapchat bisa memperlambat inovasi fitur baru pada aplikasi ini.

Dengan melakukan PHK di berbagai divisi, Google, Amazon dan Snap berupaya menghemat biaya operasional di tengah tantangan ekonomi global. Namun, pemangkasan staf ini juga berisiko melemahkan layanan purna jual dan inovasi produk, sehingga berdampak pada pengalaman pengguna.

Snap Ikut Memberhentikan Staf Manajemen Produk Akibat PHK

Sebagai perusahaan teknologi terkemuka, Snap juga terkena dampak pemangkasan karyawan tahun ini. Tim manajemen produk Snap kabarnya terkena PHK, yang berarti bahwa mereka kehilangan beberapa staf yang mengawasi pengembangan dan peluncuran fitur serta produk baru.

Dampaknya pada Produk dan Pengguna

Dengan berkurangnya staf manajemen produk, kemungkinan Snap akan memperlambat atau menunda peluncuran fitur dan produk baru dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini dapat berdampak pada pengalaman pengguna dan interaksi mereka dengan platform Snapchat. Jika tidak ada staf yang cukup untuk mengawasi pengujian dan peluncuran fitur baru, ada kemungkinan fitur tersebut diluncurkan dengan bug atau masalah yang dapat mengganggu penggunaan Snapchat.

(-) Mengurangi jumlah staf manajemen produk dapat menyebabkan tim teknis kelelahan karena beban kerja yang bertambah.

(-) Snap mungkin perlu memprioritaskan perbaikan bug dan masalah daripada pengembangan fitur baru untuk sementara waktu.

(-) PHK dapat berdampak pada moral staf Snap yang tersisa dan kepercayaan diri perusahaan.

Langkah Selanjutnya

Untuk meminimalisir dampak dari pemangkasan staf manajemen produk, Snap perlu:

(1) Memperlambat jadwal peluncuran fitur baru dan fokus pada perbaikan produk yang sudah ada.

(2) Mengoptimalkan proses rekrutmen untuk posisi manajemen produk yang masih kosong.

(3) Secara terbuka dan transparan berkomunikasi dengan staf mengenai rencana perusahaan ke depan pasca PHK.

(4) Menjaga kesejahteraan staf yang tersisa dan memberikan dukungan tambahan jika diperlukan.

Dengan langkah-langkah ini, Snap dapat melewati masa sulit akibat PH

Apa Penyebab PHK Besar-Besaran Di Perusahaan Teknologi?

Sejumlah faktor dapat menyebabkan perusahaan teknologi melakukan PHK besar-besaran. Salah satu penyebab utamanya adalah penurunan permintaan produk dan layanan perusahaan yang berdampak pada penurunan pendapatan. Ketika pendapatan turun, perusahaan perlu melakukan pemangkasan biaya untuk mempertahankan keuntungan dan kelangsungan usahanya.

Salah satu biaya terbesar perusahaan adalah biaya tenaga kerja. Oleh karena itu, PHK seringkali menjadi pilihan untuk mengurangi biaya. Apalagi, di era pandemi Covid-19 ini, banyak perusahaan yang mengalami penurunan pendapatan akibat lesunya perekonomian. Mereka terpaksa melakukan efisiensi, termasuk dengan melakukan PHK.

Perubahan model bisnis perusahaan juga bisa menyebabkan PHK. Misalnya, perusahaan beralih ke otomatisasi dan digitalisasi sehingga membutuhkan lebih sedikit tenaga kerja manusia. Atau perusahaan menghentikan produk dan layanan tertentu yang membutuhkan tenaga kerja spesifik, sehingga tenaga kerja tersebut tidak lagi dibutuhkan.

Perubahan dalam manajemen puncak perusahaan seperti CEO baru yang ingin melakukan restrukturisasi organisasi juga dapat memicu PHK. CEO baru mungkin ingin mengganti tim manajemen atau staf yang sudah ada dengan tim dan staf baru yang sesuai visinya.

Terlepas dari penyebabnya, PHK besar-besaran selalu berdampak buruk pada karyawan yang terkena PHK. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan melakukan PHK sebagai pilihan terakhir setelah mencoba semua opsi lain untuk mengurangi biaya. Jika PHK tetap dilakukan, perusahaan harus memberikan pesangon dan kompensasi yang adil pada karyawan yang terkena PHK.

Bagaimana Menghadapi Gelombang PHK Di Industri Teknologi?

Jika Anda terkena PHK dari perusahaan teknologi raksasa, jangan panik. Ini bukan akhir dari dunia, meskipun dapat terasa menakutkan. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menghadapi gelombang PHK di industri teknologi:

Pertama, perbarui CV Anda dan mulailah mencari pekerjaan baru sesegera mungkin. Segera daftarkan diri Anda ke situs pencari kerja profesional seperti LinkedIn, Monster dan JobStreet. Promosikan keterampilan dan pengalaman Anda di sana.

Kedua, jaring dan hubungi rekan kerja, klien, dan mantan atasan Anda. Mintalah mereka untuk merekomendasikan Anda ke perusahaan lain. Seringkali, lowongan pekerjaan tidak pernah diiklankan dan hanya diketahui melalui jaringan perusahaan.

Ketiga, pertimbangkan untuk memperluas keterampilan Anda. Ikuti kursus online atau pelatihan untuk mempelajari keterampilan baru yang dapat meningkatkan nilai Anda di pasar kerja. Belajar coding, pemasaran digital atau bahasa asing mungkin dapat membantu.

Keempat, jika perlu, pertimbangkan untuk pindah ke kota atau negara lain yang memiliki pasar tenaga kerja teknologi yang lebih kuat. Teknologi adalah industri global, jadi jangan batasi pencarian Anda hanya pada lokasi saat ini.

Terakhir, tetaplah berpikiran positif. PHK bukan akhir dari dunia dan bukan kesalahan Anda. Tetaplah fokus pada tujuan Anda untuk mencari pekerjaan baru, dan yakinlah bahwa ada perusahaan lain yang akan memanfaatkan keahlian Anda. Semangat dan jangan menyerah!

Conclusion

Dalam bisnis teknologi, PHK seperti ini bukanlah hal yang tidak biasa, terutama menjelang akhir tahun. Raksasa seperti Google, Amazon, dan Snap secara rutin melakukan pemangkasan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan pasar dan tren. Meski karyawan yang terkena dampaknya tentu kecewa, langkah ini diperlukan agar perusahaan tetap ramping dan inovatif.

Bagi kita sebagai konsumen, yang perlu dilakukan hanyalah terus mengikuti perkembangan layanan dan produk dari raksasa teknologi ini. Siapa tahu fitur baru yang lebih baik dan lebih berguna untuk kehidupan sehari-hari akan hadir tak lama lagi. Yang jelas, Google, Amazon dan Snap masih akan terus berinovasi dan bersaing untuk mendapatkan hati kita para pengguna setianya.